Parabens, To Be or Not To Be?

Kalau kalian baca-baca review produk di BeauView, pasti pernah ketemu beberapa cons dariku yang mencantumkan ‘Mengandung paraben’. Memang sebenarnya apa sih paraben itu? Memangnya kenapa kalau ada di produk kecantikan? Ada dampak buruknya kah?

Nah, aku juga awalnya sama sekali gak peduli tentang paraben. Tapi ada beberapa intisari yang aku dapat dari hasil baca-baca jurnal dan artikel yang aku rangkum di sini. Tujuannya, supaya kita bisa saling berbagi, mungkin saja ada yang salah dari artikelku atau justru ada yang mau memberi info tambahan. Anw, enjoy reading!

parabens

Sumber : info.ecodivabeauty.com

Paraben adalah suatu zat kimia yang pertama kali dikenal pada tahun 1920-an, serta mulai digunakan pada industri kecantikan dan makanan sekitar 20 tahun kemudian. Manfaat dan keuntungan paraben sendiri antara lain:

  • Mencegah alergi, karena mencegah produk mengalami kadaluarsa dan timbulnya infeksi. Selain itu, menurut ahli kulit, jarang sekali terjadi alergi terhadap produk paraben
  • Mencegah terbentuknya mikroorganisme pada kosmetik
  • Harganya tidak mahal

Keempat jenis paraben yang banyak ditemukan yaitu butylparaben, propylparaben, methylparaben, dan ethylparaben. Methylparaben sendiri diketahui umum digunakan dalam pembuatan produk kecantikan. Namun, penggunaan methylparaben pada kulit yang terpapar sinar UV dapat menimbulkan penuaan (skin aging).

Lebih lanjut lagi, penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa seringnya penggunaan senyawa paraben (terutama butylparaben) dapat meningkatkan hormon estrogen dalam tubuh, yang berakibat pada organ reproduksi wanita. Selain itu, pria yang diketahui menggunakan produk yang mengandung paraben (terutama propylparaben) memiliki jumlah sperma dan testosteron yang lebih rendah dibandingkan dengan yang menggunakan produk tanpa paraben.

Sumber : wellandgood.com

Namun, pada tahun 2004, dilakukan survey untuk mengkaji hubungan paraben dan penyakit kanker, karena ditemukannya senyawa paraben pada tumor kanker payudara. Penelitian lebih lanjut (2005) menunjukkan bahwa tidak ditemukan hubungan antara paraben pada tumor dengan perkembangan penyakit kanker pada tubuh.

Produk yang mengandung paraben memang rata-rata dijual lebih rendah dibandingkan produk tanpa paraben, namun apa artinya kalau kulit kita jadi rusak? Jika ingin produk yang masa pakainya panjang, akan lebih baik jika mencari produk yang mengandung vitamin E. Senyawanya sendiri memang lebih mahal, tapi memiliki fungsi yang lebih baik sebagai ‘pengawet’.

Sumber : madewell.wordpress.com

Kesimpulannya, paraben akan tetap aman digunakan jika dosisnya tetap di bawah standar. Tapi berapakah dosis yang aman? Kita memang tidak tahu, apalagi komposisi bahan pada produk juga tidak pernah mencantumkan kandungan paraben. Namun mari kita lihat produk kecantikan dari negara yang dikenal memiliki penduduk berkulit mulus, Korea Selatan. Sebagian besar produknya sudah tidak menggunakan paraben bahkan mengklaim ‘free-parabens’, dan mulai diikuti berbagai produk lokal Indonesia. Jadi, lebih baik mencari aman dengan menggunakan bahan alami, kan?

By the way, do you know that HERMO is coming to Indonesia? FYI, Hermo adalah website belanja kosmetik dari Malaysia. Hermo menyediakan berbagai brand kosmetik dari Taiwan, Jepang, dan Korea. Sekarang, Hermo lagi ngadain subscriber rewards nih! Hadiahnya macem-macem, mulai dari free sample Hermo Beauty Mask hingga voucher belanja jutaan rupiah di Hermo! Yuk, subscribe dengan klik link di bawah ini!

http://www.hermo.co.id?kid=9WMRB

hermo1

Sumber :

http://www.danishskincare.com/pages/parabens-in-skin-care

http://www.ehow.com/info_8792121_pros-cons-parabens.html

http://ezinearticles.com/?Why-Its-Smart-to-Use-Paraben-Free-Lotions-and-Creams&id=1837933

http://www.skin-and-health-site.com/

Leave a comment